Meski memakai kaki palsu, Adi Gresik, begitu pemuda ini biasa disapa, boleh dibilang jalannya cukup baik. Jika sedang memakai celana panjang hingga menutupi kaki palsunya, ia sepintas seperti bukan penyandang disabilitas.
“Lha, wong mlaku nek mlakune apik iku lak seneng sing nyawang,” ucap Sugeng Kaki Palsu suatu ketika saat melihat jalannya Adi yang seperti orang normal. Sebaliknya, sudah jelek, jalannya juga jelek, pasti orang yang melihatnya juga sepet (sebel), ucap Sugeng seperti sedang berfilosofi.
Kepada penulis, Adi yang tinggal di Wringinanom, Gresik ini mengaku jika mengalami kecelakaan pada 2005. Saat itu ia masih kelas 3 SMA hingga kecelakaan yang terjadi di Desa Kembang Ringgit, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto itu membuatnya shock. Ia mengalami shock sebab kecelakaan itu membuatnya harus kehilangan sebelahnya kakinya.
“Jujur kalau percaya diri itu tidak sepenuhnya bisa saya lakukan sampai saat ini. Sekarang pun terkadang ada waktu yang bikin tidak percaya diri,” ujar Adi. Adi menjelaskan jika sesekali ia harus belajar menyesuaikan dan beradaptasi dalam ruang lingkung yang lebih luas untuk bisa bergaul dengan siapa saja.
Keberanian untuk segala hal menurut Adi menjadi factor awal percaya diri. Walaupun sedikit demi sedikit akhirnya jika sudah tertanam di alam pikiran, maka yang terjadi adalah masa bodoh dengan orang mau bilang apa atau tidak ngurusi omongan orang.
“Jika kita bisa melakukan itu, saya rasa percaya diri akan benar-benar telah menang,” ucap Adi yang mengaku terus memupuk rasa percaya dirinya.
Menurut Komendan Sugeng, Adi yang jalannya seperti orang normal pernah membuat seorang gadis tertarik padanya. Namun, setelah tahu bahwa Adi memakai kaki palsu, si gadis akhirnya mundur. Rasa percaya diri untuk mendekati seorang gadis itulah yang sedang dipupuk Adi menurut Komendan Sugeng Kaki Palsu.